Mei 2012
Matanya bulat dengan pupil
vertikal sempurna, tinggi semampai, ngga kurus ga gemuk, rambutnya hitam kilap,
berpadu dengan putih bersih, menjuntai hingga bawah dan berkaos kaki. Cantik!
Dia adalah kucing kosku, Mameha namanya ^^
Mameha adalah istri yang baik,
setia. Suaminya (kalo boleh disebut demikian) lho cuma satu. Sejauh pengamatan
saya, ia tidak pernah selingkuh. Hehe, suaminya pun demikian. Mereka sungguh
pasangan yang setia. Tahukah kawan? Setiap malam minggu (saat itu) -sekarang
kayaknya malah tiap malam- si suami (selanjutnya disebut Papahe) selalu apel,
dan percayakah kawan? Mereka akan kencan berdua, kadang di kos kadang keluar
jalan-jalan. Saksi mata menyebutkan pernah memergokinya sedang berjalan bareng
d kos depan, menuju arah barat. Saksi lainnya menceritakan pernah melihat
mereka berduaan di jemuran, ckckck.. Dan saat waktu kencan itu berlangsung,
keempat anaknya tidak boleh ada yang ikut, haha (kucing aja punya privasi).
Papahe juga ayah kucing yang baik, dia sayang anak-anaknya. Terbukti dia selalu
menengok anaknya sebelum mengajak pergi mboknya alias Mameha. Papahe juga
selalu berusaha memberi tanda teritori sebagai wilayah keluarganya (insting
macan), tapi untuk yang satu ini sangat ditentang warga kos.
Mameha juga ibu kucing yang baik,
sangat baik malah. Sepertinya karena traumanya akan 3 anaknya yang dulu diculik
dan (mungkin) dimakan kucing penculik, maka 4 anaknya yang sekarang sangat
dipelihara dengan baik. Sejak jebrot, 4
anak kucing dapat asi eksklusif, hingga sekarang! Sudah 4 bulan euy. Hmm cuman
yang sekarang sudah diberi makanan tambahan di luar asi sih,. Tapi kan harusnya
disapih. Emang mameha tu ibu kucing yang selalu memanjakan anaknya. Huhh efek
trauma kehamilan pertama kali ya.
Kesayangan mameha pada
anak-anaknya sudah tampak sejak bayi njebrot,
sebelum lahiran juga mameha sangat memperhatikan kandungannya, deuuuhhh kaya
manusia banget. Untuk persiapan kelahiran, mameha pun sering mengunjungi kamar
anak2 kos dan sekitarnya untuk survey tempat paling aman dan nyaman untuk
melahirkan. Ckckck dan akhirnya mameha menjatuhkan pilihan di lemari sudut
pertigaan blok 5 dan blok 1 untuk melahirkan. Empat anaknya lahir normal,
lucu-lucu..
Dua minggu kemudian, anak-anak
kos mulai rame dan ga nyaman dengan mameha dan baby2 kucing yang mulai
menyebarkan bau tak sedap. Mameha mencari akal. Ia kembali survey ke tiap blok
asrama Kartini-kartini, termasuk ke kamarku. Hmm seperti yang kalian duga,
mameha memindahkan anak-anaknya ke DEPAN KAMARKU! Glekk!
Sehari dua hari berjalan biasa
saja, hari ketiga mameha kembali memindahkan anaknya tepat di depan pintu
kamarku! Welaaaaaaahhh! Dan taukah kawan? Ia menempati keranjang cucian Andin
(bukan nama sebenarnya-red), tetangga kamarku. Sepertinya ia berpikir biar
anak2nya ga kedinginan. Pintar sekali.
Aku ga tega, begitu juga si Andin dan si
Ihir yang akhirnya terpaksa membiarkannya tinggal di situ.
Sekitar 3 minggu, mameha
menunjukkan kepintarannya lagi. Mameha mulai mengajari anak-anaknya makan
tikus. Bagus siih menunjukkan bahwa ini lho yang nantinya bakal kamu makan
naakk, tapi alamaaaaak Mameha mengajari anak-anaknya depan kamarku! Ia membawa
bangkai tikus ke markasnya depan pintu kamarku persiss! Wadaooowww aku harus
marah guling-guling!
Aku marah!
Keesokan paginya, segera
kubereskan mereka (baca: usir). Sebenarnya bukan maksudku menganiaya mereka
karena saat itu ga tahunya hujan duerrreeeessss banget, gluduk banter pula. Aku
marah dan mengatakan pada Mameha, “Mam, jangan di sini lagi ya!!sana cari tempat
dulu, dan bawa anak2mu pergi!” Mameha menatapku sayu (swearr) dan segera naik
ke atas (lt 3). Aku pun segera membereskan anak2 nya yang tertinggal. Depan
kamarku kucuci bersih, dipel hingga mengkilapp! Tiba-tiba Mameha datang (turun
lagi) mencari anaknya sambil mengeong meminta belas kasihan. Aku diam saja,
kasiaan si kalo mereka harus menembus hujan mencari tempat tinggal. Tapi hujan
datang belakangan, aku kadung mangkel dan jengkel karena berikutnya aku temukan
ternyata eo’ anak2 mameha sudah berserakan di balkon depan kamarku. Huuhhhh.
Mameha datang tergesa ketakutan karena aku marah. Terkaget-kaget aku
melihatnya, ia dengan telaten menggendong satu persatu anaknya dengan mulutnya,
ia bawa menuju lantai 3, mencari tempat lain. Dramatiss, mameha menembus hujan
deras dengan gludugnya, membawa anaknya satu persatu bergantian.. satu persatu
bergantian.. naik turun tangga.. Aku terpaku. Terharu.
Betapa mameha, seekor ibu kucing yang sangat sayang anaknya, dan ia pintar.
ni bukan Mameha (he.. aku punya nya ini), ini anaknya yang lagi main2 sama Once, piaraanku yang lain :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan pesan.. bebas, sopan, dan tidak berbau SARA ya.. nuhun