Kamis, 13 Desember 2012

PASAR EKSPRESI DAN APRESIASI Sanggar Anak Alam Yogyakarta


Pagi itu cerah sekali, sudah kurencanakan akan berkunjung ke SALAM. Semangat skali aku melaju motor G6840 FA ku, meski di jalan halus maupun tidak selalu ketambahan suara brokobrok-obrok3x, dari motor sayangku sebagai tanda ia pun bersemangat. Haha :D
Matahari mulai tinggi saat aku sampai di SALAM, yah kira-kira pukul 10 pagi. Acara sudah dimulai, hari itu memang hari spesial. Selain pembagian raport, hari itu sekaligus pementasan kreativitas anak-anak SALAM, yang dikemas dalam tajuk ‘Pasar Ekspresi dan Apresiasi’. Hmm.. lapangan SALAM padat pengunjung, satu sudut ramai banget oleh ibu-ibu. Oh ternyata ada boot sandang murah.., haha pantes.. memang tidak hanya warga SALAM yang ikut meramaikan, para warga sekitar juga turut berpartisipasi lewat pasar murah. Banyak yang menjajakan jualannya, ada sandang, pangan organik, bibit tanaman, hingga sablon kaos. Wuiihh suasananya riuh sekalii, tapi tenang situasi tetap aman terkendali J
Yup, mari kita tilik sedikit aktivitas adik2 yang sedang berekspresi di panggung:


Pementasan pertama adalah dari adik2 KB (kelompok bermain) dan TA (taman anak) yang bermain ‘cublak-cublak suweng’ di panggung. Hihi.. lutunyaa..

Kalo yang ini permainan Jimbe dari campuran anak2 SALAM, anggotanya mulai sd kelas 1sampai smp. Dung tak dung..


Ini dia (sebagian) anak2 SALAM (yang kejepret) koor lagu ‘ajaib’ SALAM berjudul ‘kunang-kunang’ dilanjutkan persembahan legu selamat ulang tahun untuk ibu Wahya, selaku pendiri SALAM. Selamat Ulang Tahun ibu.., semoga sehat selalu

Ini niih suasana para penonton.., di baliknya ada pasar murah, monggo dibeli dibeli..

Uwooww mereka juga pinter main biola, ck ck ck.. kelas 4 dan 5 sd lho..

Istirahaaat.., ayo makan ayo makaaan



Penampilan organ tunggal, hehe..


Jepretan terakhirku, para dalang hebat dari kelas 2. Aseeek..

Minggu, 04 November 2012

Kebetulan itu ada


Jangan lupa sholawat dan sholat duha.
Sederhana, tapi pesan itu tanpa diskon. Setiap apapun yang hendak kulakukan selalu terselip pesan itu. Di perjalanan, di tempat rantau, bahkan selama saya di rantau, selalu dipesankan itu.

Tapi kawan, jujur tanpa tendensi, jika kita kontinu menjalankan itu, ada baiknya, lebih-lebih malah. Saat itu saya sedang berkeliling jogja mencari tempat pesan stiker transparan yang bagus dan murah. Sudah 2 tempat kami kunjungi dan masih belum cocok. Menuju tempat ketiga, saya bingung karena sudah tidak ada lagi rekomendasi tempat lain. Akhirnya motorku kulaju asal-asalan, menuju tempat pijat karena memang sekalian akan pijat kakiku, keseleo. Di tengah jalan sambil membatin, di mana ya tempat pesan stiker transparan? Jreng.. tepat di depanku ada reklame bertuliskan Cetak stiker transparan. Wow persiss seperti yang kubutuhkan. Alhamdulillah..
Tidak hanya itu, sepulang dari mencari tempat cetak stiker, saya buru-buru pulang kos karena belum sholat, padahal waktu sudah mepet dan aku harus segera sampai ke tempat tujuan selanjutnya. Motor kupacu cepat-cepat, sambil tengak-tengok barangkali ada mushola. Ketika hati dipenuhi pertanyaan, sholat di mana ya, sholat di mana nih? Jreeeng.., tepat di depanku ada penunjuk arah kecil bertuliskan Mushola. Alhamdulillah.. pass bangett
Lagi. Saya buru-buru ke stasiun, mengejar kereta jadwal 07.15. dan aku sampai stasiun jam 07.20. ouh telat kupikir. Ternyata, untuk hari itu, jadwal mundur, dan kereta akan berangkat jam 08.00. alhamdulillah..

Teman-teman juga mungkin pernah mengalami ini. Aku percaya, kebetulan itu juga ilmu Allah. Apa hubungannya dengan sholawat dan sholat duha?? Aku ga tau pasti fadhilah keduanya, yang jelas segala hal yang baik pasti mendatangkan manfaat yang baik pula. Dan keduanya mendekatkan kita pada kemudahan dalam segala hal. Insya Allah.. Senangnyaa jika selalu diliputi kebetulan yang menguntungkan :D. Yang kita butuhkan hanya satu, selalu bersyukuur, alhamdulillahirobbil alamiin.

Rabu, 31 Oktober 2012

Simpan Saja


Aku ga pernah mengharapkannya (datang)
Aku juga ga bisa menyalahkannya (karena menghilang)
Aku biasa saja,
Tak ada respon, meski seolah dipaksakan
Dipaksa tak merespon
Hingga kini dipaksa tak merasa
Seolah tak pernah terjadi apa-apa.

Mungkin telat kutuliskan,
Tapi baru kali ini ku berhasil definisikan
Bahwa rasa ini tak biasa, tapi kupaksa biasa, hingga efeknya luarbiasa. Lelah.

Aku tak ingin menoleh ke belakang,
tapi bagaimanapun bayangan akan terus mengikuti,
bahkan kadang mendahului,
hingga kembali dapat terlukis. Jelas.

Tak pernah kumengerti,
Ternyata tak sesederhana balon yang mengobati tangisan si kecil.
Mungkin benar, bahagia adalah urusan hati
Hingga mata bisa tertawa dan mulut bisa menangis

Aku tak menginginkan kita semakin dekat,
Aku juga tak mau meningkatkan pertemanan jadi pacaran,
Bahkan Aku sangat menolak dan mundur acak jika kamu calon suamiku kelak
Aku tak mau
Aku biasa saja,
Benarkah biasa (saja)?
Aku (pun) tak tahu pasti,
Perpisahan kita (jika boleh kuanggap demikian) sudah sekian lama
Dan selama sekian itu pula kita berkesudahan
Putus kontak, secara sengaja dan sadar

Aku biasa saja,
Biasa mengenalmu, biasa bersamamu
Dan pasti aku juga bisa
Bisa mengenalmu, bisa bersamamu, dan bisa tanpamu

Aku biasa saja
(menutup mata dalam doa)
Wish you always be okay there
Jaga kesehatan ya pus

Jumat, 20 Juli 2012

Mameha in memoriam


Mei 2012

Matanya bulat dengan pupil vertikal sempurna, tinggi semampai, ngga kurus ga gemuk, rambutnya hitam kilap, berpadu dengan putih bersih, menjuntai hingga bawah dan berkaos kaki. Cantik! Dia adalah kucing kosku, Mameha namanya ^^

Mameha adalah istri yang baik, setia. Suaminya (kalo boleh disebut demikian) lho cuma satu. Sejauh pengamatan saya, ia tidak pernah selingkuh. Hehe, suaminya pun demikian. Mereka sungguh pasangan yang setia. Tahukah kawan? Setiap malam minggu (saat itu) -sekarang kayaknya malah tiap malam- si suami (selanjutnya disebut Papahe) selalu apel, dan percayakah kawan? Mereka akan kencan berdua, kadang di kos kadang keluar jalan-jalan. Saksi mata menyebutkan pernah memergokinya sedang berjalan bareng d kos depan, menuju arah barat. Saksi lainnya menceritakan pernah melihat mereka berduaan di jemuran, ckckck.. Dan saat waktu kencan itu berlangsung, keempat anaknya tidak boleh ada yang ikut, haha (kucing aja punya privasi). Papahe juga ayah kucing yang baik, dia sayang anak-anaknya. Terbukti dia selalu menengok anaknya sebelum mengajak pergi mboknya alias Mameha. Papahe juga selalu berusaha memberi tanda teritori sebagai wilayah keluarganya (insting macan), tapi untuk yang satu ini sangat ditentang warga kos.
Mameha juga ibu kucing yang baik, sangat baik malah. Sepertinya karena traumanya akan 3 anaknya yang dulu diculik dan (mungkin) dimakan kucing penculik, maka 4 anaknya yang sekarang sangat dipelihara dengan baik. Sejak jebrot, 4 anak kucing dapat asi eksklusif, hingga sekarang! Sudah 4 bulan euy. Hmm cuman yang sekarang sudah diberi makanan tambahan di luar asi sih,. Tapi kan harusnya disapih. Emang mameha tu ibu kucing yang selalu memanjakan anaknya. Huhh efek trauma kehamilan pertama kali ya.

Kesayangan mameha pada anak-anaknya sudah tampak sejak bayi njebrot, sebelum lahiran juga mameha sangat memperhatikan kandungannya, deuuuhhh kaya manusia banget. Untuk persiapan kelahiran, mameha pun sering mengunjungi kamar anak2 kos dan sekitarnya untuk survey tempat paling aman dan nyaman untuk melahirkan. Ckckck dan akhirnya mameha menjatuhkan pilihan di lemari sudut pertigaan blok 5 dan blok 1 untuk melahirkan. Empat anaknya lahir normal, lucu-lucu..

Dua minggu kemudian, anak-anak kos mulai rame dan ga nyaman dengan mameha dan baby2 kucing yang mulai menyebarkan bau tak sedap. Mameha mencari akal. Ia kembali survey ke tiap blok asrama Kartini-kartini, termasuk ke kamarku. Hmm seperti yang kalian duga, mameha memindahkan anak-anaknya ke DEPAN KAMARKU! Glekk!

Sehari dua hari berjalan biasa saja, hari ketiga mameha kembali memindahkan anaknya tepat di depan pintu kamarku! Welaaaaaaahhh! Dan taukah kawan? Ia menempati keranjang cucian Andin (bukan nama sebenarnya-red), tetangga kamarku. Sepertinya ia berpikir biar anak2nya ga kedinginan. Pintar sekali.

Aku ga tega, begitu juga si Andin dan si Ihir yang akhirnya terpaksa membiarkannya tinggal di situ.
Sekitar 3 minggu, mameha menunjukkan kepintarannya lagi. Mameha mulai mengajari anak-anaknya makan tikus. Bagus siih menunjukkan bahwa ini lho yang nantinya bakal kamu makan naakk, tapi alamaaaaak Mameha mengajari anak-anaknya depan kamarku! Ia membawa bangkai tikus ke markasnya depan pintu kamarku persiss! Wadaooowww aku harus marah guling-guling!

Aku marah!

Keesokan paginya, segera kubereskan mereka (baca: usir). Sebenarnya bukan maksudku menganiaya mereka karena saat itu ga tahunya hujan duerrreeeessss banget, gluduk banter pula. Aku marah dan mengatakan pada Mameha, “Mam, jangan di sini lagi ya!!sana cari tempat dulu, dan bawa anak2mu pergi!” Mameha menatapku sayu (swearr) dan segera naik ke atas (lt 3). Aku pun segera membereskan anak2 nya yang tertinggal. Depan kamarku kucuci bersih, dipel hingga mengkilapp! Tiba-tiba Mameha datang (turun lagi) mencari anaknya sambil mengeong meminta belas kasihan. Aku diam saja, kasiaan si kalo mereka harus menembus hujan mencari tempat tinggal. Tapi hujan datang belakangan, aku kadung mangkel dan jengkel karena berikutnya aku temukan ternyata eo’ anak2 mameha sudah berserakan di balkon depan kamarku. Huuhhhh. Mameha datang tergesa ketakutan karena aku marah. Terkaget-kaget aku melihatnya, ia dengan telaten menggendong satu persatu anaknya dengan mulutnya, ia bawa menuju lantai 3, mencari tempat lain. Dramatiss, mameha menembus hujan deras dengan gludugnya, membawa anaknya satu persatu bergantian.. satu persatu bergantian.. naik turun tangga.. Aku terpaku. Terharu.


Betapa mameha, seekor ibu kucing yang sangat sayang anaknya, dan ia pintar.


ni bukan Mameha (he.. aku punya nya ini), ini anaknya yang lagi main2 sama Once, piaraanku yang lain :)